Minggu, 23 November 2014

Gambar 3.1 Seorang PKL liar (Foto: Adhitya)


 " Meski sudah ditetapkan oleh panitia untuk tidak berjualan ketika HUT 150 tahun Ragunan, namum pedagang kaki lima tetap tidak mempedulikan aturan tersebut, mereka tetap berjualan."

Pak didik (65), seorang pedagang kaki lima asli Betawi yang biasa berjualan di Taman margasatwa agunan. Pak didik adalah pedagang yang tidak resmi yang berusaha mencari uang dengan dagangan yang sederhana yaitu es chiko. Biasanya mulai berjualan mulai dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore.

Alasan  Pak Didik  berjualan di Ragunan karena jarak tempuh dari rumah yang sangat dekat dan tekat untuk memenuhi nafkah kehidupan sehari-hari Sebenarnya tidak boleh berjualan di Ragunan tapi Engkong maksa aja kalo ada satpam ya pindah biar nggak ketangkap beda sama yang resmi, pada saat ulang tahun kebun binatang seperti ini tidak ada yang boleh berjualan tapi besok mah boleh, Engkong maksa aja gitu sebenernya sih kalo jualan pas lagi iseng aja nggak rutin.” ujarnya.

Saat ditanya mengenai harapan kedepannya, lelaki yang sudah berambut putih itu mengatakan   “ Harapan saya sih bagusnya jarang tukang dagang namanya kebon binatang, kalau maunya saya begini, kalau nggak ada pedagang saya juga nggak mau dagang biar ragunan cakep, kalo masih ada yang dagang ya tetep dagang.” penjelasan Pak Didik dengan bahasanyaDisini tidak ada pungutan liar, kecuali kalau tidak membersihkan sampah sendiri, itu ngasih uang kebersihan ke orang kandang, kalau bersihin sampah sendiri ya tidak ngasih” ujarnya (Dith)

0 komentar:

Posting Komentar