Gambar
6.1 Transjakarta merupakan transportasi umum yang murah
, aman, dan nyaman.
(Foto: Indah)
|
“Pertanggal 1 November 2014, untuk koridor 8 dan 9 sudah full menggunakan E-ticket. Program ini bertujuan supaya tidak terjadi penumpukan penumpang di loket.”
(Jakarta, 1/11) Kemacetan di Jakarta tidak bisa
dihindari. Setiap harinya, pengguna jalan raya semakin tidak bisa diatasi. Maka
dari itu, pemerintah membuat alternatif untuk mengatasinya.Transjakarta dipilih sebagai transportasi umum yang
sangat tepat untuk memenuhi kegiatan aktivitas warga Jakarta. Awal pertama kali
dioperasikan pada tahun 2004. Sambutan dari masyarakat masih dingin dan banyak
yang belum mengerti menggunakannya.
Setelah pemerintah gencar membangun koridor di beberapa
titik di Jakarta, masyarakat mulai menanggapi. Khususnya untuk di Pinang Ranti,
pertama kali dioperasikan pada akhir tahun 2010. “Dari awal beroperasi, masyarakat sudah menyambut baik,
hanya saja sering terjadi penumpukan penumpang di halte. Karena jalur busway
yang belum steril, sehingga putaran arus balik bus menjadi terhambat karena
kendaraan pribadi juga ikut menggunakannya”, ujar Isna selaku pegawai
Transjakarta di koridor 9 Pinang Ranti – Pluit.
Pada awal pembukaan koridor 9, belum ada Satuan
Pengisian Bahan Gas (SPBG) di samping halte. Sehingga untuk mengisi BBG harus
dilaksanakan di Kampung Rambutan yang memakan waktu lebih dari 1 jam. Setelah
SPBG Pinang Ranti dibuka, bus bisa digunakan kembali setelah 15 menit.
Dari awal dibukanya koridor 9, jumlah peningkatan
penumpang sangat signifikan. Tetapi setalah berlakunya program E-ticket (tiket elektronik), jumlah
perubahannya belum terlihat. Karena penumpang yang hanya sekali menggunakan
bus, belum bisa terhitung.
E-ticket
sudah dilaksanakan sekitar 2 bulan yang lalu. Tapi di beberapa koridor masih
ada yang menggunakan tiket manual. Isna menambahkan, “Pertanggal 1 November
2014, untuk koridor 8 dan 9 sudah full menggunakan E-ticket. Program ini bertujuan supaya tidak terjadi penumpukan
penumpang di loket”. E-ticket
bisa didapatkan di halte busway maupun bank-bank yang sudah bekerja sama dengan
Transjakarta. Kartu E-ticket seharga
Rp 40.000,- sudah mendapatkan saldo Rp 20.000,-. Jika saldo habis, penumpang
bisa mengisi saldo di halte ataupun menggunakan rekening sendiri. Kendala yang
terjadi saat pelaksanaan E-ticket,
yaitu penumpang komplaint dengan alasan sekali pakai.
Transjakarta juga memberlakukan sistem baru, yaitu
bus 24 jam. Sistem ini sudah diberlakukan di beberapa koridor, antara lain
koridor 1, 3, dan 9. “Sistem ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang
kerjanya pulang larut malam supaya tidak terlantar dan merasa aman karena untuk
bus patas sendiri sudah mulai dihapuskan oleh pemerintah”, ujar Fernando
Damanik, selaku Supervisor Transjakarta koridor PGC – Pluit.
Jumlah peningkatan penumpang terjadi dari pukul
05.00 – 09.00 dan 15.30 – 22.00 WIB. Kemacetan terjadi disebabkan meningkatnya
jumlah mobil pribadi setiap harinya. Sudah ada transportasi umum tetapi tidak
dimanfaatkan dan masih banyak pengguna jalan yang melanggar aturan menggunakan
jalur busway. Tetapi setelah diberlakukan steril jalur, pada saat jam berangkat
maupun pulang kerja, transjakarta menjdi lebih cepat.
“Untuk masyarakat yang masih menggunakan kendaraan
pribadi, supaya beralih menggunakan transporatasi umum untuk membantu
pemerintah mengurangi kemacetan di Jakarta. Jika perlu, sistem peraturan
diperketat seperti pembayaran parkir lebih mahal”, tukas Fernando menutup
obrolannya. (Indah)


0 komentar:
Posting Komentar