Senin, 01 Desember 2014

Inovasi Baru Transjakarta

Gambar 6.1 Transjakarta merupakan transportasi umum yang murah
, aman, dan nyaman. (Foto: Indah)

“Pertanggal 1 November 2014, untuk koridor 8 dan 9 sudah full menggunakan E-ticket. Program ini bertujuan supaya tidak terjadi penumpukan penumpang di loket.”



(Jakarta, 1/11) Kemacetan di Jakarta tidak bisa dihindari. Setiap harinya, pengguna jalan raya semakin tidak bisa diatasi. Maka dari itu, pemerintah membuat alternatif untuk mengatasinya.Transjakarta dipilih sebagai transportasi umum yang sangat tepat untuk memenuhi kegiatan aktivitas warga Jakarta. Awal pertama kali dioperasikan pada tahun 2004. Sambutan dari masyarakat masih dingin dan banyak yang belum mengerti menggunakannya.

Setelah pemerintah gencar membangun koridor di beberapa titik di Jakarta, masyarakat mulai menanggapi. Khususnya untuk di Pinang Ranti, pertama kali dioperasikan pada akhir tahun 2010. “Dari awal beroperasi, masyarakat sudah menyambut baik, hanya saja sering terjadi penumpukan penumpang di halte. Karena jalur busway yang belum steril, sehingga putaran arus balik bus menjadi terhambat karena kendaraan pribadi juga ikut menggunakannya”, ujar Isna selaku pegawai Transjakarta di koridor 9 Pinang Ranti – Pluit.

Pada awal pembukaan koridor 9, belum ada Satuan Pengisian Bahan Gas (SPBG) di samping halte. Sehingga untuk mengisi BBG harus dilaksanakan di Kampung Rambutan yang memakan waktu lebih dari 1 jam. Setelah SPBG Pinang Ranti dibuka, bus bisa digunakan kembali setelah 15 menit.
Dari awal dibukanya koridor 9, jumlah peningkatan penumpang sangat signifikan. Tetapi setalah berlakunya program E-ticket (tiket elektronik), jumlah perubahannya belum terlihat. Karena penumpang yang hanya sekali menggunakan bus, belum bisa terhitung.

E-ticket sudah dilaksanakan sekitar 2 bulan yang lalu. Tapi di beberapa koridor masih ada yang menggunakan tiket manual. Isna menambahkan, “Pertanggal 1 November 2014, untuk koridor 8 dan 9 sudah full menggunakan E-ticket. Program ini bertujuan supaya tidak terjadi penumpukan penumpang di loket”. E-ticket bisa didapatkan di halte busway maupun bank-bank yang sudah bekerja sama dengan Transjakarta. Kartu E-ticket seharga Rp 40.000,- sudah mendapatkan saldo Rp 20.000,-. Jika saldo habis, penumpang bisa mengisi saldo di halte ataupun menggunakan rekening sendiri. Kendala yang terjadi saat pelaksanaan E-ticket, yaitu penumpang komplaint dengan alasan sekali pakai.

Transjakarta juga memberlakukan sistem baru, yaitu bus 24 jam. Sistem ini sudah diberlakukan di beberapa koridor, antara lain koridor 1, 3, dan 9. “Sistem ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang kerjanya pulang larut malam supaya tidak terlantar dan merasa aman karena untuk bus patas sendiri sudah mulai dihapuskan oleh pemerintah”, ujar Fernando Damanik, selaku Supervisor Transjakarta koridor PGC – Pluit.

Jumlah peningkatan penumpang terjadi dari pukul 05.00 – 09.00 dan 15.30 – 22.00 WIB. Kemacetan terjadi disebabkan meningkatnya jumlah mobil pribadi setiap harinya. Sudah ada transportasi umum tetapi tidak dimanfaatkan dan masih banyak pengguna jalan yang melanggar aturan menggunakan jalur busway. Tetapi setelah diberlakukan steril jalur, pada saat jam berangkat maupun pulang kerja, transjakarta menjdi lebih cepat.

“Untuk masyarakat yang masih menggunakan kendaraan pribadi, supaya beralih menggunakan transporatasi umum untuk membantu pemerintah mengurangi kemacetan di Jakarta. Jika perlu, sistem peraturan diperketat seperti pembayaran parkir lebih mahal”, tukas Fernando menutup obrolannya. (Indah)

0 komentar:

Posting Komentar